Jumat, 02 Mei 2014

PENGETAHUAN JANTANISASI GONAD IKAN NILA ( Oreochromis niloticus )

Budidaya ikan nila dengan sistem monosex memang sangat menguntungkan, selain pertumbuhanya yang cepat juga tidak terjadi perkawinan yang tidak terkontrol. FCR ( FOOD CONVERTION RATIO ) juga dapat diperkecil karena hanya nila jantan saja yang dipelihara dalam wadah budidaya karena sifat ikan jantan akan terus tumbuh walaupun gonadnya telah matang. Namun pada masyarakat pengetahuan tentang jantanisasi ikan nila adalah menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Hormon ini berfungsi untuk membalikkan kelamin betina pada larva ikan menjadi jantan. Pada saat ini penggunaan hormon ini mulai dilarang dikarenakan hormon ini bersifat karsinogenik pada manusia dan memicu tumbuhnya kanker serta jantanisasi pada manusia ( women ) yang sering memakan ikan yang di jantanisasi menggunakan hormon ini.



Dengan tulisan ini semoga para farmer ikan nila sadar akan kesehatan konsumen untuk tidak menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Jantanisasi dapat dilakukan menggunakan induk nila jantan super ( GESIT ) dimana ikan ini telah termodifikasi pada level kromosom dari yang dulunya ikan jantan berkromosom  ( XY ) menjadi kromosom (YY) sehingga didapatkan ikan jantan super jika dipijahkan dengan nila betina jenis apapun anaknya akan > 90% jantan. Hal ini sangat menguntungkan dikarenakan ikan betina yang dihasilkan cukup kecil persentasenya. Sortir ikan betina pada wadah budidaya pun sangatlah mudah dikarenakan persentasenya sangat sedikit. Permasalahan utama dari cara ini adalah mahalnya pengadaan induk untuk Nila GESIT serta sedikitnya sosialisasi terhadap farmer menyebabkan cara ini belum banyak diminati oleh farmer yang ada.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar