Selasa, 06 Mei 2014

Probiotik

Probiotik 


Bakteri merupakan mikroorganisme yang dapat memicu timbulnya masalah pada kesehatan manusia maupun hewan. tak terkecuali ikan. Ikan budidaya sangat rentan terkena bakteri patogen dikarenakan kualitas perairan yang buruk, banyaknya limbah organik di dasar kolam dan tingkat penebaran ikan yang tinggi. Saat ini telah dilakukan penelitian untuk menghindarkan ikan dari bakteri patogen dapat digunakan bakteri yang bermanfaat yaitu probiotik. Probiotik merupakan bakteri yang bermanfaat untuk mahluk hidup dimana keberadaanya bukan merupakan suatu patogen bagi mahluk hidup lain.

Untuk penggunaan probiotik di dalam wadah budidaya/ kolam /tambak harus sesuai dengan kegunaanya, Apakah itu merupakan bakteri pengurai kotoran ( Kualitas Air) ataupun bakteri untuk membantu pencernaan ikan. Untuk penggunaan bakteri pengurai kotoran dapat langsung di taruh pada media (air di kolam/ tambak) sehingga kegunaanya dapat langsung mengurai kotoran yang ada. untuk bakteri yang membantu pencernaan dapat dicampur pada pakan yang akan diberikan pada ikan.

penggunaan probiotik pembantu pencernaan juga telah terbukti mempercepat pertumbuhan ikan dikarenakan pakan yang dicerna akan lebih banyak diserap tubuh daripada yang dibuang. dari sini kita dapat melihat presentase pemanfaatan pakan akan lebih tinggi. Untuk penggunaan probiotik pengurai kotoran akan menjadikan kualitas air yang bagus dimana akan menjadikan amonia yang rendah dan ikan akan lebih happy hidup di wadah budidaya yang akan berimbas ke konsumsi pakan yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat. 





Dengan adanya komunitas probiotik yang besar  akan terjadi keuntungan yang besar bagi ikan budidaya dikarenakan keberadaan bakteri patogen akan ditekan sehingga bakteri patogen akan berkurang intensitasnya pada media budidaya (kolam/tambak dll ). Dengan menggunakan probiotik ikan yang dihasilkan akan lebih bermutu tinggi dikarenakan minimnya penggunaan bahan kimia sebagai pengusir bakteri patogen seperti antibiotik dll. Sebaiknya pengguaan probiotik dapat dilakukan pada saat pengolahan air pertama sebelum tanam hingga panen. 


Semoga dengan tulisan ini akan menjadikan pembudidaya menghasilkan ikan dengan antiboitik yang rendah/nol dan produksinya akan semakin besar dan berkualitas

Senin, 05 Mei 2014

Potensi Bisnis Nila Tahun 2014


Budidaya Nila mempunyai prospek yang sangat besar, namun banyak yang belum menggelutinya seperti ikan air tawar yang lain seperti lele dan gurami. Namun prospek ikan Nila sangat besar untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Nila yang dipelihara dengan teknik budidaya tertentu pun dapat mencapai pertumbuhan yang sangat cepat. Selain itu nila dapat digunakan sebagai biofilter pada kolam tandon pada budidaya udang intensif. Selain itu banyak para pembudidaya Sidat dan Arwana sebagai indikator. Namun pembudiaya di Indonesia jarang membudidayakan Nila secara intensif padahal permintaan Nila untuk ekspor sangat tinggi. Berikut potensi bisnis ikan Nila:

SASARAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PROV. JATENG 2010 – 2014 (258%)/Nas : 353%
KOMODITAS
2010
2011
2012
2013
2014
Udang Windu
5.327
5.758
6.343
7.327
8.664
Udang Vaname
4.042
4.824
6.048
6.687
8.040
Rumput Laut
84.053
128.694
200.146
312.767
492.814
Kerapu
7
10
11
14
20
Bandeng
58.693
70.107
80.568
94.679
108.740
Kakap
-
-
-
-
-
Nila
29.449
37.763
46.732
57.681
65.965
Patin
750
1.431
2.354
3.335
5.009
Mas
5.997
6.746
7.643
8.707
10.377
Gurame
7.567
9.040
10.780
12.830
15.315
Lele
43.926
70.362
95.526
125.333
166.938
Lainnya
46.200
       52.800
       66.100
       74.000
       75.000
JUMLAH
286.011
387.535
522.251
703.360
 956.882


Berdasarkan dari data diatas maka potensi bisnis ikan Nila tahun 2014adalah:
·   Sasaran produksi nila tahun 2014adalah sebesar 65.965 ton atau 65.965.000 kg, jika harga Nila ukuran 1 kg = 4 ekor adalah Rp 18.000 ( Informasi diperoleh dari pasar kobong), maka potensi penjualan Nila konsumsi adalah
65965000 kg x Rp 18000 = Rp 1.187.370.000.000, 00
·   Asumsi Nila konsumsi 1 kg= 4 ekor, SR 80% maka dibutuhkan benih sebanyak 269.112.000 ekor benih. Jika harga benih ukuran 5-7 adalah 125 rupiah (sumber dari BBI Siwarak), maka potensi penjualan benih nila adalah:
269.112.000 x Rp 125 = Rp 33.639.000.000,00
·   Kalau harga pakan Rp 9000 (Sumber CV.EMPANG AGUNG), kandungan protein 30%), FCR ikan 1 : 1, maka potensi perdagangan pakan adalah:
65965000 x 9000 = Rp 593.685.000.000,00
·   Jika memulai usaha pembesaran Nila dibutuhkan modal sebanyak Rp 150.000.000 (termasuk harga tanah), maka potensi untuk membentuk wirausaha baru dalam produksi budidaya Nila sebanyak 7916 orang wirausahawan baru


Dengan di perkenalkanya bisnis dalam budidaya ikan nila diharapkan akan menyerap 7916 wirausahawan baru.

Jumat, 02 Mei 2014

PENGETAHUAN JANTANISASI GONAD IKAN NILA ( Oreochromis niloticus )

Budidaya ikan nila dengan sistem monosex memang sangat menguntungkan, selain pertumbuhanya yang cepat juga tidak terjadi perkawinan yang tidak terkontrol. FCR ( FOOD CONVERTION RATIO ) juga dapat diperkecil karena hanya nila jantan saja yang dipelihara dalam wadah budidaya karena sifat ikan jantan akan terus tumbuh walaupun gonadnya telah matang. Namun pada masyarakat pengetahuan tentang jantanisasi ikan nila adalah menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Hormon ini berfungsi untuk membalikkan kelamin betina pada larva ikan menjadi jantan. Pada saat ini penggunaan hormon ini mulai dilarang dikarenakan hormon ini bersifat karsinogenik pada manusia dan memicu tumbuhnya kanker serta jantanisasi pada manusia ( women ) yang sering memakan ikan yang di jantanisasi menggunakan hormon ini.



Dengan tulisan ini semoga para farmer ikan nila sadar akan kesehatan konsumen untuk tidak menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Jantanisasi dapat dilakukan menggunakan induk nila jantan super ( GESIT ) dimana ikan ini telah termodifikasi pada level kromosom dari yang dulunya ikan jantan berkromosom  ( XY ) menjadi kromosom (YY) sehingga didapatkan ikan jantan super jika dipijahkan dengan nila betina jenis apapun anaknya akan > 90% jantan. Hal ini sangat menguntungkan dikarenakan ikan betina yang dihasilkan cukup kecil persentasenya. Sortir ikan betina pada wadah budidaya pun sangatlah mudah dikarenakan persentasenya sangat sedikit. Permasalahan utama dari cara ini adalah mahalnya pengadaan induk untuk Nila GESIT serta sedikitnya sosialisasi terhadap farmer menyebabkan cara ini belum banyak diminati oleh farmer yang ada.




Kamis, 01 Mei 2014

IKAN NILA (Oreochromis sp.)

Nila merupakan ikan konsumsi yang menjadi primadona. Bukan hanya Indonesia tetapi di seluruh dunia. Nila merupakan salah satu ikan yang mudah dipelihara serta mudah dalam memijah sehingga ikan tersebut menjadi primadona bagi para petani ikan di berbagai daerah di Indonesia. Namun dibalik kemudahanya dalam memijah, ikan ini akan mempunyai masalah sendiri jika pemijahanya tidak terkontrol dalam sistem budidaya. Pemijahan yang tak terkontrol akan menyebabkan terjadinya kawin sedarah yang akan menurunkan kualitas benih yang akan dihasilkan. 

Berbagai upaya dari peneliti dari Indonesia telah mendapatkan hasil yang baik dalam mengembangkan ikan Nila antara lain:
1. Ditemukanya ikan Nila Larasati ( Janti, Klaten) dimana ikan ini mempunyai pertumbuhan yang baik serta memiliki corak warna yang bagus serta ketebalan daging yang sangat cocok untuk dijadikan fiilet. Ikan ini juga bisa tumbuh dengan baik di tambak dengan salinitas hingga 20 ppt.

2. Ditemukanya ikan Nila GESIT ( Sukabumi) dimana ikan ini merupakan ikan Nila jantan super yang telah termodifikasi atau yang sering disebut GMO ( Genetic Modified Organism). Nila GESIT telah termodifikasi dalam level kromosom sehingga ikan ini memiliki kromosom jantan super (YY) dan jika dikawinkan dengan Nila betina strain apapun akan dihasilkan anak > 90% benih jantan.

3. Ditemukanya ikan Nila Salin (BBAP Jepara) dimana ikan ini mempunyai daya tahan salinitas yang tinggi hingga mencapai 20 ppt sehingga ikan ini menjadi salah satu rujukan bagi Tilapia Farmer yang ingin mengembangkan ikan Nila di lahan yang mempunyai salinitas > 10 ppt.

4. Dan lain lain ( Nila BEST, Nila Gift, Nila Nirwana )  

Dengan berbagai jenis Nila yang ada di Indonesia kita dapat memilih secara bebas untuk membudidayakanya. Nila dari Indonesia merupakan ikan yang menjadi rujukan bagi para importir dari negara - negara di Amerika maupun Eropa dengan permintaan setiap harinya sebanyak 1 ton. Permintaan tersebut didominasi dengan strain Nila salin dikarenakan ikan nila salin (dibudidayakan dalam kadar garam tinggi) mempunyai struktur daging yang lebih kesat dibandingkan ikan Nila yang dibudidayakan dalam air tawar (fresh water).
Untuk mendapatkan ikan Nila salin ( Tahan terhadap salinitas tinggi) dapat dilakukan melalui gambar berikut

sehingga setelah mendapatkan ikan nila salin diharapkan ikan Nila dapat hidup pada salinitas tinggi dan dapat dibudidayakan pada KJA laut dan akan berimbas pada penutupan permintaan ekspor ikan Nila Salin dari negara - negara di dunia.