Siklus nitrogen merupakan suatu perjalanan/sistem dimana keberadaan bahan organik dalam suatu sistem budidaya (yang memiliki kadar toksisitas tinggi) yang di proses oleh bakteri dari jenis nitifikasi menjadi senyawa anorganik yang mempunyai kadar toksisitas (racun yang lebih rendah sehingga akan lebih aman dalam sistem budidaya.
Untuk saat ini banyak para pembudidaya udang/ikan, khususnya pada ikan jarang sekali memperhatikan tentang siklus nitrogen ini sehingga mereka membudidayakan ikan yang tidak mempunyai sistem yang baik sehingga banyak terjadi kegagalan pada awal sampai pertengahan siklus budidaya dikarenakan banyaknya bahan organik yang menumpuk dan tidak terdegradasi dengan sempurna sehingga akan menyebabkan bakteri jahat akan menyerang dan akan mengakibatkan ikan hasil budidaya akan terserang penyakit.
Bahan organik yang biasanya digunakan pada budidaya udang/ikan adalah fermentasi, dedaunan/batang pohon pisang yang sering dimasukkan ke dalam sistem(kolam), pakan (pellet,pakan alternatif, pakan alami) dan feses ikan. dalam hal ini yang paling berbahaya adalah pellet ikan dan fesses ikan. Pellet yang diberikan pada ikan tidak semuanya akan dicerna secara sempurna terutama adalah protein yang menjadi penyumbang sampah nitrogen (N) terbesar yang di buang melalui fesses ikan. Nitogen yang tidak terdegradasi secara sempurna akan menyebabkan tumbuhnya bakteri pendegradasi bahan organik yang bersifat jahat (gram -) yang akan merugikan budidaya, untuk itu diperlukan pengetahuan tentang bakteri nitrifikasi.
Sistem budidaya apapun entah itu yang menggunakan plankton, semi flok, bioflok, biocolloid selalu menekankan tentang berjalannya siklus nitrogen dalam sistem yang mereka gunakan, terutama pada penngunaan bakteri baik (gram +)/ probiotik jenis tertentu untuk mendegradasinya. Jenis probiotik yang digunakan biasanya dari jenis nitrobacter, nitrosococcus, Bacillus Sp, Rhodococcus/Rhodobacter, dan Thiobacillus Sp. Setiap bakteri mempunyai fungsinya tersendiri dalam setiap tahap siklus nitrogen.
Siklus Nitrogen tersendiri terdiri dari beberapa tahap yaitu Ammonifikasi, Nitrifikasi dan Denitrifikasi. Setiap tahap memerlukan bakteri dari strain yang berbeda sehingga diperlukan bakteri yang pas dan cocok serta beberapa bakteri dari strain tertentu agar agar dapat membantu bakteri yang berfungsi di setiap tahapnya. Siklus Nitrogen akan berjalan lancar jika badan perairan memenuhi syarat syarat tertentu terutama adalah keberadaan oksigen. Keberadaan oksigen sangat mendukung dan menjadi faktor pembatas dalam siklus nitrogen. jika siklus nitrogen telah mencapai tahap tertentu dan kandungan oksigen dalam perairan sangat terbatas, maka bahan organik yang seharusnya telah terdegradasi serta tingkat toksisitasnya menurun akan kembali ke bentuk awal (ammonia) sehingga akan menjadi sangat berbahaya bagi ikan budidaya.
Nitrobacter sebenarnya sudah ada dalam suatu sistem untuk mendegradasi bahan organik, tetapi dengan semakin banyaknya penambahan hewan budidaya, maka semakin banyak penambahan pakan pada sistem maka akan semakin berbahaya jika tidak adanya penambahan probiotik baik jenis bacillus Sp, dan bakteri nitrifikasi untuk memperlancar Siklus Nitrogen agar bakteri berbahaya (Gram -) dapat tertekan dominasinya.
berikut Penggambaran dari Siklus Nitrogen
Aquaculture Engineering
Senin, 06 Maret 2017
Kamis, 26 November 2015
RAS (Recirculating Water System) Nila (Oreochromis sp.)
RAS merupakan teknologi terbaru budidaya ikan dengan menggunakan sistem pengairan yang sangat minim dengan cara merekondisikan air yang telah terpakai.
Inti dari RAS adalah dengan memfilter material organik yang berpotensi menjadi racun dan mengurangi kandungan Ammonia, Nitrit dan Nitrat sehingga air yang digunakan kembali menjadi layak untuk kehidupan kultivan.
Dari gambar berikut dapat kita lihat bahwa di setiap bagian dari filter mempunyai tugas tersendiri dalam pengoperasiannya.
Cara budidaya seperti ini sudah banyak digunakan di negara-negara maju, karena sangat efisien dalam menggunakan air serta banyak produk yang dapat dihasilkan untuk menjadi bahan organik seperti pupuk organik.
Namun dalam sistem ini diperlukan starter bakteri yang digunakan untuk menjalankan siklus Nitrogen seperti Basillus sp., Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrosobacter, dan Thiobasillus yang mempunyai fungsi sendiri setiap bakterinya untuk mendegradasi bahan bahan organik menjadi bahan anorganik yang tidak beracun bagi kultivan.
Diharapkan setelah semua bahan organik terdegradasi menjadi bahan anorganik akan menjadikan kualitas air semakin baik akan berimplikasi baik bagi pertumbuhan kultivan budidaya sehingga akan meningkatkan pendapatan dari cepatnya siklus budidaya serta produk sampingan yang dihasilkan.
RAS merupakan teknologi terbaru budidaya ikan dengan menggunakan sistem pengairan yang sangat minim dengan cara merekondisikan air yang telah terpakai.
Inti dari RAS adalah dengan memfilter material organik yang berpotensi menjadi racun dan mengurangi kandungan Ammonia, Nitrit dan Nitrat sehingga air yang digunakan kembali menjadi layak untuk kehidupan kultivan.
Dari gambar berikut dapat kita lihat bahwa di setiap bagian dari filter mempunyai tugas tersendiri dalam pengoperasiannya.
Cara budidaya seperti ini sudah banyak digunakan di negara-negara maju, karena sangat efisien dalam menggunakan air serta banyak produk yang dapat dihasilkan untuk menjadi bahan organik seperti pupuk organik.
Namun dalam sistem ini diperlukan starter bakteri yang digunakan untuk menjalankan siklus Nitrogen seperti Basillus sp., Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrosobacter, dan Thiobasillus yang mempunyai fungsi sendiri setiap bakterinya untuk mendegradasi bahan bahan organik menjadi bahan anorganik yang tidak beracun bagi kultivan.
Diharapkan setelah semua bahan organik terdegradasi menjadi bahan anorganik akan menjadikan kualitas air semakin baik akan berimplikasi baik bagi pertumbuhan kultivan budidaya sehingga akan meningkatkan pendapatan dari cepatnya siklus budidaya serta produk sampingan yang dihasilkan.
Selasa, 06 Mei 2014
Probiotik
Probiotik
Bakteri merupakan mikroorganisme yang dapat memicu timbulnya masalah pada kesehatan manusia maupun hewan. tak terkecuali ikan. Ikan budidaya sangat rentan terkena bakteri patogen dikarenakan kualitas perairan yang buruk, banyaknya limbah organik di dasar kolam dan tingkat penebaran ikan yang tinggi. Saat ini telah dilakukan penelitian untuk menghindarkan ikan dari bakteri patogen dapat digunakan bakteri yang bermanfaat yaitu probiotik. Probiotik merupakan bakteri yang bermanfaat untuk mahluk hidup dimana keberadaanya bukan merupakan suatu patogen bagi mahluk hidup lain.
Untuk penggunaan probiotik di dalam wadah budidaya/ kolam /tambak harus sesuai dengan kegunaanya, Apakah itu merupakan bakteri pengurai kotoran ( Kualitas Air) ataupun bakteri untuk membantu pencernaan ikan. Untuk penggunaan bakteri pengurai kotoran dapat langsung di taruh pada media (air di kolam/ tambak) sehingga kegunaanya dapat langsung mengurai kotoran yang ada. untuk bakteri yang membantu pencernaan dapat dicampur pada pakan yang akan diberikan pada ikan.
penggunaan probiotik pembantu pencernaan juga telah terbukti mempercepat pertumbuhan ikan dikarenakan pakan yang dicerna akan lebih banyak diserap tubuh daripada yang dibuang. dari sini kita dapat melihat presentase pemanfaatan pakan akan lebih tinggi. Untuk penggunaan probiotik pengurai kotoran akan menjadikan kualitas air yang bagus dimana akan menjadikan amonia yang rendah dan ikan akan lebih happy hidup di wadah budidaya yang akan berimbas ke konsumsi pakan yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat.
Dengan adanya komunitas probiotik yang besar akan terjadi keuntungan yang besar bagi ikan budidaya dikarenakan keberadaan bakteri patogen akan ditekan sehingga bakteri patogen akan berkurang intensitasnya pada media budidaya (kolam/tambak dll ). Dengan menggunakan probiotik ikan yang dihasilkan akan lebih bermutu tinggi dikarenakan minimnya penggunaan bahan kimia sebagai pengusir bakteri patogen seperti antibiotik dll. Sebaiknya pengguaan probiotik dapat dilakukan pada saat pengolahan air pertama sebelum tanam hingga panen.
Semoga dengan tulisan ini akan menjadikan pembudidaya menghasilkan ikan dengan antiboitik yang rendah/nol dan produksinya akan semakin besar dan berkualitas
Senin, 05 Mei 2014
Potensi Bisnis Nila Tahun 2014
Budidaya Nila mempunyai
prospek yang sangat besar, namun banyak yang belum menggelutinya seperti ikan
air tawar yang lain seperti lele dan gurami. Namun prospek ikan Nila sangat
besar untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Nila yang dipelihara
dengan teknik budidaya tertentu pun dapat mencapai pertumbuhan yang sangat
cepat. Selain itu nila dapat digunakan sebagai biofilter pada kolam tandon pada
budidaya udang intensif. Selain itu banyak para pembudidaya Sidat dan Arwana sebagai
indikator. Namun pembudiaya di Indonesia jarang membudidayakan Nila secara
intensif padahal permintaan Nila untuk ekspor sangat tinggi. Berikut potensi bisnis
ikan Nila:
SASARAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA PROV.
JATENG 2010 – 2014 (258%)/Nas : 353%
KOMODITAS
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
2014
|
Udang Windu
|
5.327
|
5.758
|
6.343
|
7.327
|
8.664
|
Udang Vaname
|
4.042
|
4.824
|
6.048
|
6.687
|
8.040
|
Rumput Laut
|
84.053
|
128.694
|
200.146
|
312.767
|
492.814
|
Kerapu
|
7
|
10
|
11
|
14
|
20
|
Bandeng
|
58.693
|
70.107
|
80.568
|
94.679
|
108.740
|
Kakap
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Nila
|
29.449
|
37.763
|
46.732
|
57.681
|
65.965
|
Patin
|
750
|
1.431
|
2.354
|
3.335
|
5.009
|
Mas
|
5.997
|
6.746
|
7.643
|
8.707
|
10.377
|
Gurame
|
7.567
|
9.040
|
10.780
|
12.830
|
15.315
|
Lele
|
43.926
|
70.362
|
95.526
|
125.333
|
166.938
|
Lainnya
|
46.200
|
52.800
|
66.100
|
74.000
|
75.000
|
JUMLAH
|
286.011
|
387.535
|
522.251
|
703.360
|
956.882
|
Berdasarkan dari data
diatas maka potensi bisnis ikan Nila tahun 2014adalah:
· Sasaran
produksi nila tahun 2014adalah sebesar 65.965 ton atau 65.965.000 kg, jika
harga Nila ukuran 1 kg = 4 ekor adalah Rp 18.000 ( Informasi diperoleh dari
pasar kobong), maka potensi penjualan Nila konsumsi adalah
65965000 kg x Rp 18000 = Rp 1.187.370.000.000,
00
· Asumsi
Nila konsumsi 1 kg= 4 ekor, SR 80% maka dibutuhkan benih sebanyak 269.112.000
ekor benih. Jika harga benih ukuran 5-7 adalah 125 rupiah (sumber dari BBI
Siwarak), maka potensi penjualan benih nila adalah:
269.112.000 x Rp 125 = Rp 33.639.000.000,00
· Kalau
harga pakan Rp 9000 (Sumber CV.EMPANG AGUNG), kandungan protein 30%), FCR ikan
1 : 1, maka potensi perdagangan pakan adalah:
65965000 x 9000 = Rp 593.685.000.000,00
· Jika
memulai usaha pembesaran Nila dibutuhkan modal sebanyak Rp 150.000.000
(termasuk harga tanah), maka potensi untuk membentuk wirausaha baru dalam
produksi budidaya Nila sebanyak 7916 orang wirausahawan baru
Dengan di perkenalkanya bisnis dalam budidaya ikan
nila diharapkan akan menyerap 7916 wirausahawan baru.
Jumat, 02 Mei 2014
PENGETAHUAN JANTANISASI GONAD IKAN NILA ( Oreochromis niloticus )
Budidaya ikan nila dengan sistem monosex memang sangat menguntungkan, selain pertumbuhanya yang cepat juga tidak terjadi perkawinan yang tidak terkontrol. FCR ( FOOD CONVERTION RATIO ) juga dapat diperkecil karena hanya nila jantan saja yang dipelihara dalam wadah budidaya karena sifat ikan jantan akan terus tumbuh walaupun gonadnya telah matang. Namun pada masyarakat pengetahuan tentang jantanisasi ikan nila adalah menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Hormon ini berfungsi untuk membalikkan kelamin betina pada larva ikan menjadi jantan. Pada saat ini penggunaan hormon ini mulai dilarang dikarenakan hormon ini bersifat karsinogenik pada manusia dan memicu tumbuhnya kanker serta jantanisasi pada manusia ( women ) yang sering memakan ikan yang di jantanisasi menggunakan hormon ini.
Dengan tulisan ini semoga para farmer ikan nila sadar akan kesehatan konsumen untuk tidak menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Jantanisasi dapat dilakukan menggunakan induk nila jantan super ( GESIT ) dimana ikan ini telah termodifikasi pada level kromosom dari yang dulunya ikan jantan berkromosom ( XY ) menjadi kromosom (YY) sehingga didapatkan ikan jantan super jika dipijahkan dengan nila betina jenis apapun anaknya akan > 90% jantan. Hal ini sangat menguntungkan dikarenakan ikan betina yang dihasilkan cukup kecil persentasenya. Sortir ikan betina pada wadah budidaya pun sangatlah mudah dikarenakan persentasenya sangat sedikit. Permasalahan utama dari cara ini adalah mahalnya pengadaan induk untuk Nila GESIT serta sedikitnya sosialisasi terhadap farmer menyebabkan cara ini belum banyak diminati oleh farmer yang ada.
Budidaya ikan nila dengan sistem monosex memang sangat menguntungkan, selain pertumbuhanya yang cepat juga tidak terjadi perkawinan yang tidak terkontrol. FCR ( FOOD CONVERTION RATIO ) juga dapat diperkecil karena hanya nila jantan saja yang dipelihara dalam wadah budidaya karena sifat ikan jantan akan terus tumbuh walaupun gonadnya telah matang. Namun pada masyarakat pengetahuan tentang jantanisasi ikan nila adalah menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Hormon ini berfungsi untuk membalikkan kelamin betina pada larva ikan menjadi jantan. Pada saat ini penggunaan hormon ini mulai dilarang dikarenakan hormon ini bersifat karsinogenik pada manusia dan memicu tumbuhnya kanker serta jantanisasi pada manusia ( women ) yang sering memakan ikan yang di jantanisasi menggunakan hormon ini.
Dengan tulisan ini semoga para farmer ikan nila sadar akan kesehatan konsumen untuk tidak menggunakan hormon alfa methyl testosteron. Jantanisasi dapat dilakukan menggunakan induk nila jantan super ( GESIT ) dimana ikan ini telah termodifikasi pada level kromosom dari yang dulunya ikan jantan berkromosom ( XY ) menjadi kromosom (YY) sehingga didapatkan ikan jantan super jika dipijahkan dengan nila betina jenis apapun anaknya akan > 90% jantan. Hal ini sangat menguntungkan dikarenakan ikan betina yang dihasilkan cukup kecil persentasenya. Sortir ikan betina pada wadah budidaya pun sangatlah mudah dikarenakan persentasenya sangat sedikit. Permasalahan utama dari cara ini adalah mahalnya pengadaan induk untuk Nila GESIT serta sedikitnya sosialisasi terhadap farmer menyebabkan cara ini belum banyak diminati oleh farmer yang ada.
Kamis, 01 Mei 2014
IKAN NILA (Oreochromis sp.)
Nila merupakan ikan konsumsi yang menjadi primadona. Bukan hanya Indonesia tetapi di seluruh dunia. Nila merupakan salah satu ikan yang mudah dipelihara serta mudah dalam memijah sehingga ikan tersebut menjadi primadona bagi para petani ikan di berbagai daerah di Indonesia. Namun dibalik kemudahanya dalam memijah, ikan ini akan mempunyai masalah sendiri jika pemijahanya tidak terkontrol dalam sistem budidaya. Pemijahan yang tak terkontrol akan menyebabkan terjadinya kawin sedarah yang akan menurunkan kualitas benih yang akan dihasilkan.
Berbagai upaya dari peneliti dari Indonesia telah mendapatkan hasil yang baik dalam mengembangkan ikan Nila antara lain:
1. Ditemukanya ikan Nila Larasati ( Janti, Klaten) dimana ikan ini mempunyai pertumbuhan yang baik serta memiliki corak warna yang bagus serta ketebalan daging yang sangat cocok untuk dijadikan fiilet. Ikan ini juga bisa tumbuh dengan baik di tambak dengan salinitas hingga 20 ppt.
2. Ditemukanya ikan Nila GESIT ( Sukabumi) dimana ikan ini merupakan ikan Nila jantan super yang telah termodifikasi atau yang sering disebut GMO ( Genetic Modified Organism). Nila GESIT telah termodifikasi dalam level kromosom sehingga ikan ini memiliki kromosom jantan super (YY) dan jika dikawinkan dengan Nila betina strain apapun akan dihasilkan anak > 90% benih jantan.
3. Ditemukanya ikan Nila Salin (BBAP Jepara) dimana ikan ini mempunyai daya tahan salinitas yang tinggi hingga mencapai 20 ppt sehingga ikan ini menjadi salah satu rujukan bagi Tilapia Farmer yang ingin mengembangkan ikan Nila di lahan yang mempunyai salinitas > 10 ppt.
4. Dan lain lain ( Nila BEST, Nila Gift, Nila Nirwana )
Dengan berbagai jenis Nila yang ada di Indonesia kita dapat memilih secara bebas untuk membudidayakanya. Nila dari Indonesia merupakan ikan yang menjadi rujukan bagi para importir dari negara - negara di Amerika maupun Eropa dengan permintaan setiap harinya sebanyak 1 ton. Permintaan tersebut didominasi dengan strain Nila salin dikarenakan ikan nila salin (dibudidayakan dalam kadar garam tinggi) mempunyai struktur daging yang lebih kesat dibandingkan ikan Nila yang dibudidayakan dalam air tawar (fresh water).
Untuk mendapatkan ikan Nila salin ( Tahan terhadap salinitas tinggi) dapat dilakukan melalui gambar berikut
sehingga setelah mendapatkan ikan nila salin diharapkan ikan Nila dapat hidup pada salinitas tinggi dan dapat dibudidayakan pada KJA laut dan akan berimbas pada penutupan permintaan ekspor ikan Nila Salin dari negara - negara di dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)